Melanjutkan misi #GurukuMaju yang diemban dari NusantaRun chapter 5, pada Februari hingga Maret 2019 diadakan Pelatihan Pendalaman Materi IPA untuk 318 Guru Sekolah Dasar di kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara, yang dibagi ke dalam lima gelombang, di mana struktur program pelatihan dirancang dengan pola 30 jam pelajaran, 1 jam pelajaran = 45 menit, dan materi pelatihan dibagi ke dalam 3 kelompok, yaitu program umum, program pokok, serta program penunjang. Pelatihan sains ini merupakan lanjutan dari Program Dieng yang tahun lalu dimulai dengan pelatihan Kepemimpinan Transformasional untuk 495 peserta di Kejajar, Wonosobo, dan Batur, Banjarnegara. Fasilitator untuk pelatihan Pendalaman Materi IPA ini adalah Dedi Herawadi, Reza Setiawan, Heri Setiadi, dan Dian Purnama.
Berbeda dengan pelatihan-pelatihan sebelumnya, pada pelatihan kali ini, IOA menggandeng SEAQIS sebagai institusi pendidikan di bidang sains yang berada di bawah naungan Kemendikbud dengan ruang lingkup di 11 negara Asia Tenggara. Tidak hanya itu, kehadiran beberapa pelari Nusantarun Chapter 5 yakni Renato Joesaki, Mike Butar, dan Suparmin membuat pelatihan ini jadi makin istimewa.
Pembukaan pelatihan ini dihadiri oleh Direktur SEAQIS Indrawati, Executive Director IOA Tanti Sugiharti Singgih, dan koordinator Kantor Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kecamatan Kejajar. Upacara pembukaan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan antara SEAQIS dan IOA. Selanjutnya, SEAQIS akan membantu IOA untuk membuat program yang cakupannya lebih luas, tidak hanya di kecamatan Kejajar, Dieng tapi juga di tingkat kabupaten dengan 14 kecamatan lainnya agar menjangkau lebih banyak guru melalui pengembangan program Kelompok Kerja Guru (KKG). Dalam waktu dekat, IOA, SEAQIS dan Dinas Pendidikan Wonosobo akan bertemu di Bandung untuk membicarakan detail kerjasama selanjutnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pelaksanaan pelatihan, dilakukan evaluasi untuk menilai proses, implementasi program, adanya peningkatan, atau hasil dan capaian program, baik akademik maupun non akademik. Evaluasi dilakukan pada akhir pelatihan untuk menilai sejauh mana kebutuhan serta mendapatkan feedback mengenai pelatihan yang telah berlangsung.
Evaluasi pelatihan ini dibagi menjadi empat bagian yaitu evaluasi akademik, evaluasi program, evaluasi penatar secara keseluruhan, dan evaluasi konten materi pelatihan. Tujuan evaluasi program ini adalah untuk melihat bagaimana respons peserta terhadap pelaksanaan program yang sudah dilakukan. Evaluasi penatar dimaksudkan untuk melihat respon peserta terhadap kualitas dan performa penatar yang memberikan materi, sementara evaluasi konten dimaksudkan untuk mengetahui materi apa saja yang masih perlu penambahan atau pengurangan jam dan masih belum dikuasai oleh peserta dengan alokasi waktu yang telah disediakan. Keseluruhan evaluasi yang dilaksanakan diharapkan menjadi bahan pertimbangan lanjut bagi SEAQIS dalam perbaikan pelaksanaan training selanjutnya, agar program dan pelaksanaannya menjadi semakin baik.
Demikian cepat dan pesat dunia ilmu pengetahuan berubah. Mau tak mau guru dengan tugas pokoknya sebagai pendidik dan pengajar juga harus berbenah mengikuti perkembangan agar anak didik tak ketinggalan jaman. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, dengan program pelatihan salah satunya. [Rahajeng Kurniawati]