Tahun 2019 menjadi tahun ke-7 perjalanan NusantaRun. Pada chapter ini, NusantaRun berfokus pada penyandang disabilitas dalam bidang pendidikan dan olahraga. Inilah 7 alasan mengapa NusantaRun Chapter 7 mengusung misi #StudentAthletesWithDisabilities.
- Terinspirasi dengan semangat pantang menyerah serta kerja keras dari #ParaInspirasi untuk selalu memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara dalam Asian Para Games yang digelar pada Oktober 2018 lalu. Dimana Tim Merah Putih berhasil menduduki posisi keempat setelah Cina, Jepang dan Korea Selatan (berturut-turut posisi kesatu sampai ketiga) dan patut berbangga karena hanya Indonesia negara dari kawasan Asia Tenggara yang menduduki posisi 10 besar.
- Keinginan untuk membuat teman-teman penyandang disabilitas mengeluarkan potensi terbaik dari dalam dirinya melalui #RevealingPotentials, yang tidak hanya berprestasi secara akademik, tetapi juga berkesempatan untuk mengukir prestasi di bidang olahraga.
- Penyandang disabilitas memiliki hak keolahragaan sebagaimana diatur dalam Pasal 15 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Pasal 68 Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun 2012 tentang Perlindungan dan Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas.
- Di Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan provinsi titik awal NusantaRun Chapter 7, masih banyak sekolah, baik dalam bentuk yayasan, Sekolah luar biasa (SLB), dan sekolah berbasis inklusi lainnya yang kurang memperhatikan akses pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas. Perlu diketahui, program #StudentAthletesWithDisabilities tidak hanya dilaksanakan di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, akan tetapi juga mencakup beberapa wilayah di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
- Perkumpulan OHANA sebagai mitra NusantaraRun Chapter 7 telah bekerja sama dengan beberapa jaringan internasional maupun lokal seperti Global Mobility, USA, Christiaan “Otter” Bailey, dan National Paralympic Committee (NPC) di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai penyedia relawan pendidik dan pelatih di bidang olahraga khusus bagi penyandang disabilitas guna memaksimalkan proyek, baik dalam bentuk penyediaan fasilitas pelatihan, peserta pelatihan, dan alat bantu mobilitas berupa kursi roda.
- Founder dari Perkumpulan OHANA adalah Ibu Risnawati Utami yang merupakan Komite CRPD PBB. Perkumpulan OHANA didukung oleh tim kerja inklusif, dengan komposisi penyandang disabilitas sebanyak 2/3 dan anggota non-disabilitas sebanyak 1/3. Bahkan, salah satunya adalah seorang atlet panahan, Bapak Widi Nuryanto yang merupakan penyandang disabilitas amputasi kaki akibat gempa bumi di Bantul pada tahun 2006.
- Program #StudentAthletesWithDisabilities juga mengikutsertakan orang tua sebagai “sekolah pertama” sekaligus support system agar tercipta lingkungan yang kondusif bagi teman-teman penyandang disabilitas untuk mengeluarkan potensi terbaiknya.